Pengertian Motivasi Belajar Untuk Anak
Pengertian Motivasi Belajar Untuk Anak yaitu satu situasi atau status internal ( terkadang disimpulkan sebagai keperluan, hasrat, atau hasrat ) yang mengarahkan tingkah laku seseorang untuk aktif melakukan tindakan dalam rencana meraih satu tujuan. lantas ada tiga keyword perihal pengertian motivasi menurut huitt, yakni : ) situasi atau status internal itu mengaktifkan serta berikan arah pada tingkah laku seseorang ; 2 ) hasrat yang berikan tenaga serta mengarahkan tingkah laku seseorang untuk meraih satu tujuan ; 3 ) tingkat keperluan serta hasrat dapat punya pengaruh pada intensitas tingkah laku seseorang.
thursan hakim ( 2000 : 26 ) mengemukakan pengertian motivasi yaitu satu dorongan kehendak yang mengakibatkan seseorang lakukan satu perbuatan untuk meraih tujuan spesifik. dalam belajar, tingkat ketekunan siswa amat ditentukan oleh ada motif serta kuat lemahnya motivasi belajar yang diakibatkan motif tersebut.
pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut sudarwan danim ( 2004 : 2 ) motivasi disimpulkan sebagai kemampuan, dorongan, keperluan, motivasi, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk meraih prestasi spesifik sesuai dengan apa yang dikehendakinya. motivasi sekurang-kurangnya berisi tiga unsur esensial, yaitu : ( ) factor pendorong atau pembangkit motif, baik internal ataupun eksternal, ( 2 ) tujuan yang pingin dicapai, ( 3 ) kiat yang dibutuhkan oleh individu atau grup untuk meraih tujuan tersebut.
motivasi merupakan satu sistem psikologis yang mencerminkan sikap, keperluan, persepsi, serta ketentuan yang berlangsung pada diri seseorang. motivasi sebagai sistem psikologis timbul disebabkan oleh factor didalam diri seseorang itu sendiri yang dimaksud instrinsik namun factor di luar diri dimaksud ekstrinsik.
factor instrinsik berbentuk kepribadian, sikap, pengalaman serta pendidikan, atau beragam harapan, harapan yang menjangkau ke hari esok. namun factor ekstrinsik bisa diakibatkan oleh beragam sumber, dapat dikarenakan pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.
terkait dengan sistem belajar siswa, motivasi belajar amatlah dibutuhkan. bahwa hasil belajar dapat meningkat bila siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. motivasi belajar yaitu hasrat siswa untuk mengambil sisi didalam sistem evaluasi ( linda s. lumsden : 1994 ).
siswa pada prinsipnya terpacu untuk lakukan satu kegiatan untuk dirinya sendiri dikarenakan pingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau jadi kebutuhannya terpenuh. ada juga siswa yang terpacu melaksanakan belajar dalam rencana beroleh penghargaan atau hindari hukuman dari luar dirinya sendiri, layaknya : nilai, sinyal penghargaan, atau pujian guru ( marx lepper : 1988 ).
menurut hermine marshall arti motivasi belajar memiliki makna yang sedikit tidak sama. ia menggambarkan bahwa motivasi belajar yaitu kebermaknaan, nilai, serta keuntungan-keuntungan aktivitas belajar belajar tersebut cukup menarik untuk siswa untuk lakukan aktivitas belajar. pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh periode panjang, kualitas keterlibatan didalam pelajaran serta kesanggupan untuk lakukan sistem belajar ( carole ames : 1990 ).
dari uraian diatas, bisa diartikan bahwa motivasi belajar yaitu kesanggupan untuk lakukan aktivitas belajar dikarenakan didorong oleh keinginannya untuk mencukupi keperluan dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar. aktivitas itu dikerjakan dengan kesungguhan hati serta terus-terusan dalam rencana meraih tujuan. susunan evaluasi serta motivasi belajar
situasi motivasi belajar berkenaan jamant dengan susunan evaluasi yang dipakai guru di kelas. susunan evaluasi yang dikenal yaitu susunan kompetitif, susunan individual, serta susunan kooperatif ( ames, 1984 ). garu mesti bisa mengambil bagian-bagian yang baik dari tiap-tiap susunan evaluasi manfaat menambah motivasi belajar siswa.
ketiga susunan evaluasi diatas dengan singkat diterangkan oleh haris mudjiman ( 2005 : 70-72 ) seperti berikut :
) susunan kompetitif. susunan evaluasi yang dipakai dalam pendidikan formal-tradisional yaitu susunan kompetitif. sistem penilaian yang dipakai dalam susunan ini mendorong siswa untuk berkompetisi dengan kawan-kawannya. kekuatan mereka diukur dengan nilai serta rank. tujuan siswa yaitu “menang atau kalah”. belajar yang sukses yaitu bila bisa mengalahkan kawannya hingga berlangsung persaingan dengan semua akibat baik serta buruknya.
1) susunan evaluasi kompetitif,
motivasi belajar siswa berbentuk egoistic, dikarenakan persaingan dalam konteks system tradisional menumbuhkan sikap self defense. tetapi demikianlah susunan evaluasi kompetitif motivasi belajar juga berbentuk social comparative. tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai suatu hal kompetensi tetapi untuk tunjukkan pada siswa lain bahwa ia tambah baik. ini merupakan di antara ciri motivasi eakstrinsik.
2 ) susunan individual
evaluasi dengan susunan individual banyak digerakkan dalam system pendidikan nonformal atau dalam pendidikan formal-tradisional namun ada penugasan-penugasan individual sesuai ketertarikan tiap-tiap. dalam susunan evaluasi individual, siswa bertujuan pada pencapaian persaingan. apabila tetap berlangsung kompetensi, yang berlangsung yaitu persaingan dengan diri sendiri, bukan hanya dengan kawan-kawannya.
situasi bebas dari rasa tertekan. biasanya siswa yakin bahwa kerasnya usahalah yang memastikan kesuksesan belajar, bukan hanya hanya kekuatan. dalam susunan evaluasi ini motivasi belajar siswa bertujuan ke penguasaan suatu hal kompetensi. karakter motivasinya intrinsic.
3 ) susunan kooperatifstruktur
pembelajarn ini bisa dikerjakan di kelas-kelas tradisional dalam bentuk kerja grup, atau di kelas-kelas pendidikan non-formal. sikap kompetitif tetap ada pada tiap-tiap grup, namun tujuan belajar utamanya yaitu ke pencapaian satu keompetensi atau pemecahan problem..
0 komentar:
Posting Komentar